BAB
I
PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang
Teori belajar kognitif lebih menekankan pada belajar
merupakan suatu proses yang terjadi dalam akal pikiran manusia. Pada dasarnya
belajar adalah suatu proses usaha yang melibatkan aktivitas mental yang terjadi
dalam diri manusia sebagai akibat dari proses interaksi aktif dengan lingkungannya
untuk memperoleh perubahan dalam bentuk pengetahuan, pemahaman, tingkah laku,
keterampilan dan nilai sikap yang bersifat relative dan berkas. Dalam belajar,
kognitif mengakui pentingnya faktor individu dalam belajar tanpa meremehkan
faktor eksternal atau lingkungan. Bagi kognitif, belajar merupakan interaksi
antara individu dan lingkungan, dan hal
itu terjadi terus-menerus sepanjang hayatnya.
Disamping itu, teori ini pun mengenal konsep bahwa
belajar ialah interaksi yang terus-menerus antara individu dan lingkungan
melalui proses asimilasi dan akomodasi. Teori kognitif mengungkapkan bahwa
belajar yang di lakukan individu adalah hasil interaksi mentalnya dengan
lingkungan sekitar sehingga menghasilkan perubahan pengetahuan atau tingkah
laku.
B.
Rumusan
Masalah
1. Teori
bruner
2. Tahap-tahap
belajar menurut bruner
3. Kelebihan
dan kelemahan toeri bruner
C.
Tujuan
1. Mengetahui
teori bruner
2. Mengetahui
tahap-tahaap belajar menurut bruner
3. Mengetahui
kelebihan dan kelemahan teori bruner
BAB
II
PEMBAHASAN
A.
Biografi
Bruner
Jerome S.
Bruner lahir di New York tahun l915. Pada usia dua tahun ia menderita penyakit
katarak dan harus dioperasi. Ayahnya meninggal ketika ia berusia 12 tahun yang
menyebabkan ia harus pindah ke rumah keluarganya dan kerap kali putus sekolah
dan pindah-pindah sekolah. Meskipun demikian prestasinya cukup baik ketika
masuk Duke University Durham, New York City. Ia memperoleh gelar B.A pada tahun
1937 dan memperoleh Ph.D dari Harvard University tahun 1941. Bruner juga
seorang profesor psikologi di Harvard University 1952-1972 dan di Oxford
University 1972-1980. la menghabiskan waktunya di New York University School of
Law dan New School For Social Research di New York City. Lebih 45 tahun Bruner
menekuni psikologi kognitif sebagai suatu alternatif teori behavioristik dalam
psikologi sejak pertengahan abad 20. Pendekatan kognitif Bruner menjadikan
reformasi pendidikan di Amerika Serikat dan juga di Inggris. Selain sebagai
psikolog, ia juga termasuk Dewan Penasehat Presiden bidang sains pada masa
Pesiden Jhon F. Kennedy dan Jhonson serta banyak menerima penghargaan dan
kehormatan termasuk International Baldan Prize, medali emas CIBA untuk riset
dari Asosiasi Psikologi Amerika. Bruner juga seorang penulis produktif.
Beberapa karya tulisnya antara lain:
- Acts of Meaning (Harvard University Press, l99l)
- The Culture of Education (Harvard University press, 1996)
- The Process of Education (Harvard University press. 1960)
- Toward a Theory of Instruction (Harvard Univenity press, 1966)
- Beyond the Information Given; Studies in the Psychology of Knowing (Norton, 1973)
- Child’s Talk: Learning to Use Language (Norton, 1983)
- Actual Minds, Possible Worlds (Harvard, University press, 1986)
Beliau
bertugas sebagai profesor psikologi di Harvard University di Amerika Serikat
dan dilantik sebagi pengarah di Pusat Pengajaran Kognitif dari tahun 1961
sehingga 1972, dan memainkan peranan penting dalam Struktur Projek Madison di Amerika
Serikat. Setelah itu, beliau menjadi seorang profesor Psikologi di Oxford
University di Inggris.
B.
Teori
Bruner
Salah satu teori kognitif yang terkemuka adalah teori
yang di kembangkan oleh Jerome bruner. Menurut bruner proses perkembangan
kognitif berlansung sejalan dengan perkembangan anak, dalam masa ini terjadi
beberapa transisi perkembangan kognitif. Belajar merupakan aktifitas yang
berproses, tentu di dalamnya terjadi perubahan-perubahan yang bertahap.
Perubahan-perubahan tersebut timbul melalui tahap-tahap yang antara satu dan
yang lainnya berkaitan secara berurutan. Denga teorinya yang di sebut free discovery learning. Ia mengetakan
bahwa proses belajar akan berjalan dengan baik dan kreatif jika guru memberikan
kesempatan kepada siswa untuk menemukan suatu konsep, teori, aturan atau
pemahaman melalui contoh-contoh konkrtit.
Dalam proses belajar, bruner menyarankan pengembangan
kemampuan dalam berfikir intuitif. Dalam hal ini, guru menyajikan bukti-bukti
yang kurang lengkap kemudian siswa diminta memprediksi kemungkinan adanya
bukti-bukti yang dpat melengkapai bukti tersebut dengan menggunakan berfikir
intuitif secara sistematis. Penerapan teori bruner yang terkenala dalam dunia
pendidikan adalah kurikulum spiral dimana materi pelajaran yang sama dapat di
berikan mulai dari SD, sampai perguruan tingg, tetapi sesuai dengan tingkat
perkembangan kognitif mereka.
Bruner
mengemukakan perlunya ada teori pembelajaran yang akan menjelaskan asas-asas
untuk merancang pembelajaran efektif di kelas. Menurut pandangan Brunner (1964)
bahwa teori belajar itu bersifat deskriftif dimaksudnya untuk memberikan hasil,
karena tujuan utama teori belajar adalah menjelaskan proses belajar. Sedangkan
teori pembelajaran itu bersifat prespektif dimaksudkan untuk mencapai tujuan
dan tujuan utama teori pembelajaran itu sendiri adalah menetapkan metode
pembelajaran yang optimal, misalnya, teori belajar memprediksikan berapa usia
maksimum seorang anak untuk belajar penjumlahan, sedangkan teori pembelajaran
menguraikan bagaimana cara-cara mengajarkan penjumlahan.
Dalam
mengajar guru tidak menyajikan bahan pembelajaran dalam bentuk final, tetapi
anak didik diberi peluang untuk mencari dan menemukan sendiri dengan
menggunakan teknik pendekatan pemecahan masalah. Secara garis besar,
prosedurnya sebagai berikut :
- Stimulus (pemberian perangsang/stimuli) : Kegiatan belajar dimulai dengan memberikan pertanyaan yang merangsang berfikir si belajar, menganjurkan dan mendorongnya untuk membaca buku dan aktivitas belajar lain yang mengarah pada persiapan pemecahan masalah.
- Problem Statement (mengidentifikasi masalah) : Memberikan kesempatan kepada si belajar untuk mengidentifikasi sebanyak mungkin masalah yang relevan dengan bahan belajar kemudian memilih dan merumuskan dalam bentuk hipotesa (jawaban sementara dari masalah tersebut).
- Data Collection (pengumpulan data) : Memberikan kesempatan kepada para si belajar untuk mengumpulkan informasi yang relevan sebanyak-banyaknya untuk membuktikan benar atau tidaknya hipotesa tersebut.
- Data Processing (pengolahan data) : Mengolah data yang telah diperoleh siswa melalui kegiatan wawancara, observasi dan lain-lain. Kemudian data tersebut ditafsirkan.
- Verifikasi : Mengadakan pemeriksaan secara cermat untuk membuktikan benar dan tidaknya hipotesis yang diterapkan dan dihubungkan dengan hasil dan processing.
- Generalisasi : Mengadakan penarikan kesimpulan untuk dijadikan prinsip umum dan berlaku untuk semua kejadian atau masalah yang sama dengan memperhatikan hasil verifikasi.
Menurut
Brunner perkembangan kognitif seseorang dapat ditinatkan dengan cara menyusun
mata pelajaran dan menyajikannya sesuai dengan tahap perkembangan orang
tersebut. Gagasanya mengenai kurikulum spiral (a spiral curriculum)
sebagai suatu cara mengorganisasikan materi pelajaran tingkat makro,
menunjuk cara mengurutkan materi pelajaran mulai dari mengajarkan materi secara
umum dan kemudian secara berkala kembali mengajarkan materi yang sama dalam
cakupan yang lebih rinci.
C.
Tahap-Tahap Belajar Menurut Bruner
1.
Tahap
informasi (tahap penerimaan materi)
Dalam tiap pelajaran kita proleh
sejumlah informasi, ada yang menambah pengetahuan yang telah kita miliki, ada
yang memperhalus dan memperdalamnya, ada pula informasi yang bertentangan
dengan apa yang telah kita ketahui sebelumnya , misalnya tidak ada energy yang
lenyap.
2.
Tahap
transformasi (tahap pengubahan materi)
Informasi itu harus dianalisis diubah atau ditransformasi kebentuk yang
lebih abstrak atau konseptual agar dapat digunakan untuk hal-hal yang lebih
luas. Dalam hal ini bantuan guru sangat diperlukan.
3.
Tahap
evaluasi (tahap penilaian materi)
Dari pengetahuan yang telah di
peroleh seorang anak melalau informasi dan di transformasi, ia dapat mengetahui
apakah hasil tranformasi pada tahap kedua tadi benar atau tidak.
Dalam proses belajar ketiga tahapan
ini selalu terjadi. Karena yang menjadi masalah ialah berapa banyak informasi
diperlukan agar dapat ditransformasi.
Tiap tahapan tidak selalu sama. Hal ini tergantung pada hasil yang
diharapkan, seperti motivasi murid
belajar, minat, keinginan mengetahui dan dorongan untuk menemukan sendiri. Konsep
ini juga menjelaskan bahwa prinsip pembelajaran harus memperhatikan perubahan
kondisi internal peserta didik yang terjadi selama pengalaman belajar
dibecrikan dikelas. Pengalaman yang diberikan dalam pembelajaran harus bersifat
penemuan yang memungkinkan peserta didik dapat memperoleh informasi dan
keterampilan baru dari pelajaran sebelumya.
D.
Prinsip-Prinsip Teori Belajar Bruner
Model
pemahaman konsep Bruner menjelaskan bahwa pembentukan konsep dan pemahaman
konsep merupakan dua kegiatan mengkategori yang berbeda yang menuntut proses
berpikir yang berbeda pula. Menurutnya, pembelajaran yang selama ini diberikan
di sekolah banyak menekankan pada perkembangan kemampuan analisis, kurang
mengembangkan kemampuan berpikir intuitif. Padahal berpikir intuitif sangat
penting untuk mempelajari bidang sains, sebab setiap disiplin mempunyai
konsep-konsep, prinsip, dan prosedur yang harus dipahami sebelum seseorang
dapat belajar. Cara yang baik untuk belajar adalah memahami konsep, arti, dan
hubungan, melalui proses intuitif dan akhirnya sampai pada suatu kesimpulan
(discovery learning).
Beberapa prinsip
teori Bruner adalah:
1. Perkembangan
kognitif ditandai dengan adanya kemajuan menaggapi rangsang
2. Peningkatan
pengatahun bergantung pada perkembangan sistem penyimpanan informasi secara
realistis
3. Perkembangan
intelektual meliputi perkembangan kemampuan berbicara pada diri sendiri atau
pada orang lain
4. Interaksi
secara sistematis diperlukan antara pembimbing, guru dan anak untuk
perkembangan kognitifnya
5. Bahasa
adalah kunci perkembangan kognitif
6. Perkembangan
kognitif ditandai denfgan kecakapan untuk mengemukakan bebrapa alternatisf
secara simultan, memilih tindakan yang tepat.
7. Perkembangan
kognitif di bagi dalam tiga tahap yaitu enactive, iconic, symbolic.
8. Enaktif
yaitu tahap jika seseorang melakukan aktivitas-aktivitas dalam upaya untuk
emmahami lingkungan sekitaanya. (gigitan, sentuhan, pegangan)
9. Ikonik,
yaitu tahap seseorang memahami objek-objek atau dunianya melalui gambar-gambar
dan visualisasi verbal (anak belajar melalui bentuk perumpamaan dan
perbandingan
10. Simbolik
yaitu tahap seseorang telah mampu memiliki ide-ide atau gagasan abstrak yang
sangat dipengaruhi oleh kemampuan dalam berbahasa dan logika.( anak belajar melalui
simbol bahasa, logika, matematika)
11. Model
pemahaman dan penemuan konsep
12. Cara yang
baik untuk belajar adalah memahami konsep, arti, dan hubungan memlalui proses
intuitif untuk akhirnya sampai pada kesimpulan (discovery learning)
13. Siswa
diberi kekebasan untuk belajar sendiri melalui aktivitas menemukan
(discovery)
E.
Kelebihan Dan Kekurangan Teori
Bruner
Kelebihan dari Teori
Belajar Penemuan (Free Dicovery Learning) adalah :
1. Belajar
penemuan dapat digunakan untuk menguji apakah belajar sudah bermakna.
2. Pengetahuan
yang diperoleh si belajar akan tertinggal lama dan mudah diingat.
3. Belajar
penemuan sangat diperlukan dalam pemecahan masalah sebab yang diinginkan dalam
belajar agar si belajar dapat mendemonstrasikan pengetahuan yang diterima.
4. Transfer
dapat ditingkatkan di mana generalisasi telah ditemukan sendiri oleh si belajar
daripada disajikan dalam bentuk jadi.
5. Penggunaan
belajar penemuan mungkin mempunyai pengaruh dalam menciptakan motivasi belajar.
6. Meningkatkan
penalaran si belajar dan kemampuan untuk berfikir secara bebas
Kelemahan
dari Teori Bruner
1. Belajar
Penemuan ini memerlukan kecerdasan anak yang tinggi. Bila kurang cerdas,
hasilnya kurang efektif.
2. Teori
belajar seperti ini memakan waktu cukup lama dan kalau kurang terpimpin atau
kurang terarah dapat menyebabkan salah pemahaman atas materi yang dipelajari.
BAB III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Bruner
melihat perkembangan kognitif manusia berkaitan dengan kebuyaan. Bagi bruner,
perkembangan kognitif seseorang di pengaruhi oleh lingkungan kebudayaan,
terutama Bahasa yang biasa di gunakan. Teori bruner adalah Discovery Learning yaitu anak belajar menemukan konsep, teori,
pemahaman nya sendiri. Dalam hal ini seorang anak harus di bombing oleh seorang
guru agar tidak terjadi kesalahan anak dalam pemahami sebuah konsep. Dalam
teori nya bruner mengatakan ada 3 tahap belajar anak yaitu:
1.
Informasi
2.
Transpormasi
3.
Evaluasi
B.
Saran
Di harapkan pembaca dapat memahami tentang teori kognitif
yang di kemukakan oleh bruner, tahap-tahap belajar yang di ungkapkan oleh
bruner. Dalam penulisan makalah ini masih jauh dari kesempurnaan, maka di
harapkan kritik dan saran dari pembaca yang bersifat membangun demi
kesempurnaan makalah ini.
DAFTAR
PUSTAKA
The best CSGO match betting site for 2021
BalasHapusThe best CSGO match betting 온라인카지노 site for 2021. Get a free signup bonus of up to 10cric login $500 jeetwin + 125 FS. Register today.
The Best Casinos with Online Slots & Table Games | DrmCD
BalasHapusWith almost 충청북도 출장안마 every casino we 강릉 출장마사지 make, we have 동해 출장마사지 the best games 부산광역 출장안마 from one 군포 출장샵 of the leading software providers at the table below!